Jumat, 23 Februari 2018 0 komentar

Kisahku Hari ini "Berbagi"

Doc. Internet
Hari ini aku merasa mendapatkan pengalaman sekaligus sindiran buat diriku secara pribadi. Kemudian inilah yang membuatku ingin sedikit berkisah dalam blogku ini yang udah sekian lama tak terisi. haduh suwung...

Begini ceritanya....

Siang tadi pas aku makan di Warteg, lebih tepatnya di daerah Ngaliyan Semarang aku bertemu  2 anak laki-laki UIN Walisongo yang aku kenal tentunya (eitz disini aku bukan MaHo lho ya.. aku masih normal cuy. haha, mohon maaf sengaja tidak kusebutkan namanya)

Berhubung aku kenal mereka, ku sapalah mereka "Woi lagi pada ngapain, udah pada makan?" , mereka menjawab "sudah sudah" sambil tersenyum.

Setelah itu aku pesan makananan disitu.
Pas mau makan aku sedikit penasaran, kok mereka beli krupuk banyak gitu. Sama nasi dan es teh pula..
Karena rasa penasaran itu akupun bertanya lagi ke mereka: "oalah kalian bungkus makanan tho..bungkus banyak buat apa emang? Buat acara kelas ya? (Dalam hati aku mikir, ndak mungkin kalau buat anak kontrakan kalau sebanyak itu)

Salah satu dari mereka jawab: " iya ini buat kelas. Dia ulang tahun" sambil menunjuk temannya.

Temannya terus bilang: "ulang tahun kok terus".
Kami pun jadi tertawa bersama.. hhe

aku pun melanjut makanku sampai habis dan bareng pula bungkusan mereka baru selesai serta totalan untuk mereka bayar.
Setelah semuanya kelar, mereka pun keluar dari warteg. Sambil menenteng bungkusan yang gede banget.. hhe
melihat hal itu, akupun jadi nyeletuk: " banyak banget.. sampai kanan kiri"sindirku sambil tertawa.

selanjutnya, aku juga bayar makanku, terus keluarlah aku dari warteg tersebut untuk segera berangkat kerja, tepatnya ke daerah Lamper Sari Semarang.

Namun tanpa disangka, Sesampai di lampu merah Jerakah aku ketemu mereka lagi. Mereka sedang berada di pinggir jalan. Aku tak tau yang mereka lakukan. Hal ini menjadikan aku penasaran, karena tadi pas di warteg mereka bilang kalau mau makan bareng temen sekelas, tapi kok mereka justru berada disitu, fikirku dalam hati, karena aku melihatnya dari kejauhan.

Setelah lampu mulai hijau mereka jalan lagi. karena rasa penasarank,.aku buntuti mereka dari belakang.
Karena terlalu pelan-pelan aku jadi makin penasaran  "Apa yg mereka sedang lakukan" pikirku dalam hati lagi.

Kemudian setelah beberapa waktu di depan kulihat ada seorang bapak-bapak berpakaian kumuh menenteng entah apa nggak begitu jelas, yang pasti dia terlihat begitu kumuh sedang jalan dipinggir pantura. (Dalam firasatku apa mereka sedang bagi-bagi makanan ya?)

Setelah ku liat dan ku amati dari blakang ternyata benar. Mereka sengaja beli makanan sebegitu banyaknya untuk dibagi-bagikan ke orang-orang jalanan.


setelah itu, aku lewati saja mereka tanpa diketahuinya.




Kejadian inipun membuatku terharu.
Aku pun berpikir
"ternyata berbuat baik itu sesederhana ya, tapi kenapa aku belum bisa 🤕"
dan ini pula yang membuatku merasa tersindir, selama aku kerja beberapa bulan ini, aku merasa lupa kepada sekelilingku. Aku merasa malu dengan 2 temanku tadi,
tapi setidaknya hal ini bisa memotivasiku. Karena berbuat baik itu sederhana, cukup membuat orang lain bahagia, dan berbagi itu indah :)

sekian kisahku hari ini, semoga bermanfaat
Senin, 15 Januari 2018 0 komentar

Berbeda Memang Indah






Ini merupakan foto saat ada kunjungan dari warga Amerika yang juga merupakan aktivis perdamaian di EIN Institute.

Senang sekali dapat berkumpul bersama mereka. Disini saya baru merasakan apa yg digagas oleh tokoh yg saya kagumi yaitu Gus Dur mengenai asas Keislaman, Keindonesiaan, dan Kemanusiaan.
.
"Jika kita berbeda dalam aliran islam A,B, C dan seterusnya yg kita ikuti, kita kembalikan bahwa kita sama-sama Islam"
.
.
"Jika kita berbeda agama, suku, budaya, kita kembalikan bahwa kita sama-sama warga Indonesia"
.
.
"Jika kedua hal tadi masih belum bisa, lakukan yg terakhir, bahwa kita sama-sama manusia"
.
.
Berbeda adalah sebuah keniscayaan..
Damai itu Indah... :)

0 komentar

Menuju Daerah Baru






Malam ini aku merasakan hal yang berbeda, rasanya bercampuran. Karena pada tiga hari ke depan aku akan tinggal di daerah yang masih baru bagiku pribadi.
Ku pijakkan kakiku di gerbong kereta api yang juga pertama kalinya aku menumpanginya. Sebelumnya aku tak pernah naik kereta api, ini pengalaman awalku.
Dengan segenap do'a dan harap, aku bertolak dari stasiun Tawang menuju stasiun Senen Jakarta.

#ditulis di kereta api Gumarang Bis 8A

21 November 2017
Jumat, 10 Februari 2017 1 komentar

Damai, Bukan Damai-Damaian


doc. internet


Perdamaian perdamaian, perdamaian perdamaian
Banyak yang cinta damai tapi perang makin ramai
Bingung-bingung ku memikirnya

Meski kau anak manusia, ingin aman dan sentosa
Wahai kau anak manusia, ingin aman dan sentosa
Tapi kau buat senjata, biaya berjuta-juta

Banyak gedung kau dirikan, kemudian kau hancurkan
Bingung-bingung ku memikirnya

Rumah sakit kau dirikan, orang sakit kau obatkan
Orang miskin kau kasihi, anak yatim kau santuni
Tapi peluru kau ledakan, semua jadi berantakan
Bingung-bingung ku memikirnya

                Itulah penggalan lirik lagu nasidaria yang berjudul “Perdamaian”.  Sebenarnya saya cuma ingin mosting ini saja si… sededar memenuhi tantangan kawan-kawan Edukasi, soalnya tema yang diambil kan “perdamaian”,  cukupkan? Hehe. Tapi setelah tak pikir-pikir kayaknya perlulah sedikit saya singgung terkait tema ini secara agak medalam yang tidak dalam sebenernya. :D

                Oke, sebelum kita masuk ke tema alangkah baiknya kita refleksikan dululah apa yang pernah aku lakukan. Ya… terutama buat kalian kawan-kawan kru Edukasi kali aja aku punya salah, mohon dimaafkan ya????
 Rikha yang sering aku ejek, tapi sebenere ejekanku spontan kok, nggak menghina kan? Cuma iseng… haha, terus juga si Aziz yang awet banget kecilnya, juga sering aku ejek, kadang sampe bertengkar sama dia,,.. mbuh bocah cilik kakean polah ki… haha, lalu si Fitri tak luput dari ejekan-ejekanku pula, karena dia adalah sosok wanita yang cetar membahana dengan make up yang selalu ia bawa melalui kantong ajaib… hoho, kemudian si Riska, kalau ini mah aku kayake gak berani ngejek, lha tonggoku dewe bro…heuheu,  selanjutnya si mimin, kayaknya tiap kali ketemu sering tak ejek, haha habisnya suara khas sindennya bikin bulu kuduk menari-nari haha, terus yang terakhir si Wirda, si bocah yang sekarang ini nesunan haha peace.. ya pokoknya intinya karena ini temanya “perdamaian” aku minta damai dan maaf sama kalian semua yang tak bisa aku sebutkan satu per satu. Dimaafkan ya? Nek gak, rak dadi boloku kwe… hihi
                Nah, kalau begini kan enak kita bahas temanya. Masak ya tema damai, kita sendiri nggak damai? Kan kurang afdhol- lah ya,,. Podo wae ngomong dobol..hehe.

                Langsung saja, membahas masalah damai, sebenarnya simple. Seperti yang barusan saya tuliskan. Bener nggak? Enggak.. :D wes angger dianggep bener,. Haha.  Sesama kru Edukasi pastilah kita ada perselisihan. Dan itulah mengapa saya meminta maaf.  Namun, damai sendiri ternyata susahya  kita terapkan jika sudah sekala besar. Seperti di Negeri Indonesia kita tercinta ini. Banyaknya golongan-golongan menambah runyamnya permasalahan yang kemungkinan terjadi.

                Disini saya yakin, bahwa sebenarnya semua golongan-gologan ini menginginkan perdamaian. Namun pada kenyataannya mereka lebih memilih egonya sendiri dibanding kepentingan bersama.  Lalu ego-ego yang berbentuk kefanatikan inilah yang menimbulkan perpecahan. Seperti yang sekarang kita lihat, musim-musim Pilkada maupun Pil KB mungkin.. hehe.  Ya, ada sajalah golongan-golongan yang katanya mau aksi damai…. eh ternyata kok masih bertengkar.. bermusuhan, berselisih, dan ber ber lainya… ini damai? Atau damai-damaian?  :D.  Padahal setahuku damai kan saling mengasihi.. menyanyangi… memaafkan, bila ada salah,.( kok kayak lagu,. Hehe)

 Saya jadi ingat dengan quotenya Robert Siahaan, ia mengatakan “Banyak orang hanya membela fanatisme terhadap agama, politik atau pribadi tertentu dan bukan terhadap kebenaran.” Maka dari itulah sebagai orang Islam, sebagai orang Indonesia, dan sebagai manusia pada umumnya sangatlah penting buat kita untuk menjunjung tinggi kebenaran dan hapuslah kefanatikan-kefanatikan, agar “Perdamaian” sebagai kata kunci awal kita tadi dapat terwujud. Amin…….  :)

Terimakasih telah membaca,,.. salam damai !!!!

NB: 
Ditulis oleh: Awak dewe (Seng duwe blog iki) dan bukan untuk menyinggung golongan tertentu. hanya mengkritik realita sesuai opini pribadi. :)
Rabu, 01 Februari 2017 0 komentar

Rindu Sang Bintang Usang





Duh rembulan.. kau begitu elok terangi dunia dikala senja tiba....
Aku begitu mengagumimu.
Walau aku hanyalah bintang usang dari sekian jutaan bintang di langit...

Mungkin, aku tak ada apa"nya jika dibanding bintang yg lain..
bintang yg bersinar benderang...
apalagi dibandingkan dirimu rembulan..

Ya aku mulai sadar, aku memang tak bisa paksakan diri untuk bersanding denganmu...
Karena cahayaku tak seterang dan seelok dirimu..

Namun, apakah salah jika bintang usang ini hanya ingin menemani malammu?
Menemani malam-malam untuk melepas semua rindu dariku...
 sang bintang usang..

kudus, 1 feb 2017
Selasa, 31 Januari 2017 0 komentar

Foto Kartun Ucapan Wisuda

Sekarang lagi hobi dan belajar buat foto vektor dengan corel ( bikin foto jadi kartun)
liat hasilnya.... !!
Namun sebelum itu saya ucapkan selamat atas wisudanya kru LPM Edukasi:
1. Kawan Rohimin
2. Kawan Ulfa
3. Kawan Hakim
4. Kawan Hanik
5. Kawan Sylvi
6. Kawan Irfan
7. Kawan Oka
Semoga ilmu yang didapat bermanfaat :)

















Rabu, 11 Januari 2017 0 komentar

Resensi Buku "Misteri Ramalan Jayabaya"


Mengenal Sosok Jayabaya dan Ramalannya

 
Judul Buku : Misteri Ramalan Jayabaya;Siapa Pemimpin Selanjutnya di Negeri Ini?
Penulis : Petir Abimanyu
Penerbit : Palapa
Tahun Terbit : Januari 2014
Jumlah Halaman : 288
Resensator : Muhammad Fakhrur Riza

Mendengar nama Jayabaya atau Joyoboyo dalam bahasa jawa tentu sudah tidak asing lagi ditelinga kita masyarakat Indonesia. Ia merupakan salah satu raja di Kerajaan Kediri yang pada masa kekuasaanya, Kediri menjadi sebuah kerajaan besar. Kemudian pada era Jayabaya-lah Kediri mencapai masa kejayaan atau keemasannya.

Sosok Maharaja Kediri yang Sri Maharaja Sang Mapanji Jayabhaya Sri Wameswara Madhusudana Awataranindita Suhtrisingha Parakrama Uttunggadewa ini bukanlah sekedar menjadi raja termasyhur di zamannya. Akan tetapi, sampai sekarang pun ia dikenal di semua zaman. Bisa dibilang, ia adalah satu-satunya raja yang pernah hidup di bumi nusantara yang namanya tetap harum dan abadi, serta mampu menembus batas antar generasi.

Salah satu penyebab kemasyhurannya ialah ramalan-ramalan yang ia cetuskan. Seperti ketika hadir pemilihan umum (Pemilu) di Indonesia. Secara tiba-tiba nama Jayabayalah yang mencuat di antero nusantara. Masyarakat menganggap bahwa pemimpin-pemimpin Indonesia sudah diramalkan semenjak dahulu kala, bahkan sebelum Negara ini didirikan yang dikenal dengan istilah na-ta-na-ga-ra (notonegoro). Selain tentang Pemilu tadi, ramalan Jayabaya seringkali juga dikaitkan dengan terjadinya bencana-bencana yang terjadi di Indonesia.

Jayabaya adalah seorang peramal hebat yang mampu meramal bangsa ini. Ramalannya ini ia tuliskan dalam kitab yang disebut Jangka Jayabaya. Kitab ini berisi tentang prediksi (ramalan) Jayabaya tentang masa depan Indonesia, termasuk para pemimpin, korupsi, agama dan sebagainya.

Dalam buku Misteri Ramalan Jayabaya, karya Petir Abimanyu, seorang penulis yang gemar akan dunia mistik jawa ini, mencoba mengulas sosok raja besar bernama Jayabaya secara gamblang. Selain itu, penulis juga mengupas terkait Jangka Jayabaya serta relevansi nya dalam kehidupan. Rahasia ramalan-ramalan ini kemudian ia bagi menjadi lima bagian. Pertama yaitu tujuh tahapan Indonesia yang diantaranya Kalajangga (Zaman Pujangga Baru), Kalasakti (Zaman Kemerdekaan dan Orde Lama), Kalajaya (Zaman Orde Baru), Kalabendu (Zaman Reformasi), Kalasubha (Zaman Sukaria), Kalasumabaga (Zaman Ketenaran), dan Kalasutra (Zaman Kebijaksanaan). Kedua yaitu mengupas tentang ramalan pemimpin di Indonesia yang dituangkan dalam No-To-Na-Go-Ro. Lalu yang Ketiga, terkait sosok Satrio Piningit, dan bagian keempat tentang Korupsi di Indonesia. Kemudian yang terakhir yaitu tentang ramalan tenggelamnya pulau Jawa.

Secara sederhana, penulis mencoba mengungkap rahasia dibalik ramalan Jangka Jayabaya yang terkenal dan masyhur ini. Demikian, sebab Jangka Jayabaya hingga detik ini kerap menjadi rujukan banyak orang , termasuk para sejarawan. Dengan begitu,tentu buku ini cocok dibaca oleh semua kalangan dari masyarakat umum sampai akademisi yang memang menggeluti bidang ini untuk menambah wawasan baru. Namun, satu yang menjadi catatan penting bahwa dengan adanya ramalan ini janganlah sampai membuat kita terlena akan kejadian yang menimpa bangsa ini. Karena, kebenaran hakiki tetaplah kita kembalikan pada Sang Pencipta Alam. Sehingga pada akhirnya, hadirnya ramalan Jayabaya dalam perputaran masa di negeri ini tidak akan merusak iman yang sudah kita tanamkan semenjak lahir.

*Pernah dipublikasikan di lpmedukasi.com

 
;