Minggu, 13 Maret 2016 0 komentar

KTI : Berorganisasi, Menunjang Prestasi





 
Berorganisasi, Menunjang Prestasi


Oleh: Muhammad Fakhrur Riza
(Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab FITK UIN Walisongo Semarang) 


Organisasi sangatlah penting bagi mahasiswa demi mempersiapkan diri untuk menjadi pemimpin di masa depan, serta membangun mental juang mahasiswa yang aktif dan kreatif. Sehingga pada akhirnya akan mampu mendukung prestasi akademik mereka. 

Perubahan bangsa perlu dilakukan demi mampu menuju ke arah yang lebih baik, dan disitulah peranan pemuda atau dalam konteks ini mahasiswa sangatlah urgen. Mahasiswa yang disini boleh dikatakan sebagai iron stock, berarti mahasiswa seorang calon pemimpin bangsa masa depan, menggantikan generasi yang telah ada dan melanjutkan tongkat estafet pembangunan dan perubahan bangsa ini. Demi menjadi iron stock, tidak cukup mahasiswa hanya memupuk diri dengan ilmu spesifik saja. Perlu adanya soft skill (kemampuan atau bakat) lain yang harus dimiliki mahasiswa seperti kepemimpinan, kemampuan memposisiskan diri, interaksi lintas generasi dan sensitivitas yang tinggi.
Demi mencapai hal yang sudah disebutkan tadi, organisasi dianggap menjadi wadah yang paling tepat bagi mahasiswa dalam melatih jiwa kepemimpinannya. Hal ini juga yang dapat kita jumpai di civitas akademik Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang. Banyak sekali organisasi yang bisa kita ikuti, mulai dari organisasi intra maupun ekstra kampus. Organisasi yang kita ikuti ini tentunya bisa dipilih sesuai minatnya.
Namun pada realitanya, ada juga mahasiswa yang enggan berkecimpung dalam organisasi, atau istilah tepatnya disebut mahasiswa Kupu-Kupu (Kuliah Pulang Kuliah Pulang). Mereka disini begitu acuh terhadap organisasi. Mereka lebih memilih kuliah itu sekedar di dalam kelas saja, tanpa mengikuti organisasi yang mereka anggap hanya akan membebani perkuliahan. Berangkat dari permasalahan ini, penulis ingin mengukur seberapa besar minat mahasiswa dalam beroganisasi, khususnya di jurusan Pendidikan Bahasa Arab (PBA) FITK UIN Walisongo Semarang?
Tulisan ini dianggap penting karena dengan mengetahui seberapa besar tingkat minat mahasiswa PBA dalam berorganisasi yang kemudian akan menjadi perbaikan di kemudian hari. Karena berangkat dari permasalahan atas anggapan miring tentang organisasi. Penulis ingin memberikan perspektif tersendiri dalam menyikapi permasalahan ini.
Metode penilitian yang digunakan penulis ialah melalui pendekatan kuantitatif yaitu metode survei atau jajak pendapat dilakukan melalui penyebaran angket. Sebanyak 30 responden diambil secara acak yaitu dari tiga semester yang berbeda (10 responden semester 1, 10 responden semester 3, dan 10 responden semester 5). Hal ini dilakukan penulis agar dapat mewakili dalam penyampaian pendapat dari Mahasiswa di jurusan Pendidikan Bahasa Arab (PBA).

Masih diminati

            Sampai dewasa ini, organisasi ternyata masih menjadi suatu sarana yang diminati untuk membentuk karakter kepemimpinan dan bakat bagi mahasiswa jurusan PBA. Namun, ada sebagian mahasiswa yang masih acuh dengan organisasi. Hal ini ditunjukan berdasarkan survei melalui angket yang tersebar dalam mengukur keaktifan berorganisasi mahasiswa PBA. Dari 30 angket yang tersebar itu, hasilnya 7 mahasiswa (23,33%) menyatakan sangat aktif, 12 mahasiswa (40%) menyatakan aktif, 5 mahasiswa (16,67%) mentakan kurang aktif, dan 6 mahasiswa (20%) menyatakan tidak aktif dalam organisasi.
            Sedangkan berdasarkan minat mahasiswa PBA dalam berorganisasi disini mununjukan, 8 mahasiswa (26,67%) menyatakan sangat berminat, 16 mahasiswa (53,33%) menyatakan berminat, 4 mahasiswa (13,33%) menyatakan kurang minat, dan 2 mahasiswa (6,67%) menyatakan tidak berminat untuk beorganisasi. Atas hasil inilah, dapat diambil kesimpulan bahwa mahasiswa PBA masih menunjukan antusiasme minat yang tinggi untuk berorganisasi. Walaupun, ada sebagian mahasiswa yang kurang berminat bahkan tidak minat untuk beorganisasi. Hal itu terlihat jelas karena adanya mahasiswa PBA yang disini tidak aktif berorganisasi.

Urgensitas Organisasi

Secara yuridis ( peraturan Perundang-undangan ) organisasi mahasiswa telah memiliki payung hukum yang menjamin keberadannya yaitu PP NO. 60 tahun 1999 tt Perguruan Tinggi yang kemudian secara teknis dilindungi Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia NOMOR 155 /U/1998. Banyak hal yang dijelaskan dalam peraturan tersebut baik kedudukun, fungsi, tanggung jawab, hingga mengenai persoalaan pendanaan yang dapat berasal dari kampus atau sumber lain yang tidak bertentangan dengan peraturan Perundang-undangan. Hal ini berakibat bahwa secara konstitusional organisasi mahasiswa diakui dan memiliki hak-hak serta kewajiban yang melekat sesuai peraturan tersebut. Dengan begitu, kita ketahui bahwa organisasi memang sudah memiliki payung hukum yang jelas serta sangatlah penting untuk diikuti.
            Berdasarkan hasil survei urgensitas organisasi menunjukan, 6 mahasiswa (20%) berpendapat organisasi sangatlah urgen, 24 mahasiswa (80%) berpendapat urgen, dan disini tidak ada yang sepakat jika organisasi tidak urgen bagi mahasiswa PBA. Sedangkan bedasarkan pendapat bahwa organisasi dianggap mampu melatih mahasiswa dalam hal kepemimpinan dan mengasah bakat menunjukan, 18 mahasiswa (60%) menyatakan sangat setuju, 12 mahasiswa (40%) menyatakan setuju, dan tidak ada yang menolak akan pendapat ini.
            Atas hasil itulah, disini organisasi masih dianggap suatu hal yang begitu urgen bagi mahasiswa, khususnya di jurusan PBA. Selain itu, organisasi juga dianggap mampu membentuk karakter mahasiswa yang berjiwa kepemimpinan serta akan mampu mengasah bakat-bakat terpendam mereka.

Tidak Mengganggu Perkuliahan

            Telah muncul beberapa anggapan bahwa organisasi hanya akan membebani dan mengganggu mahasiswa dalam perkuliahan. Kemudian hal ini akan berdampak buruk pada nilai akademik mereka. Berdasarkan survei yang dilakukan penulis, ternyata mahasiswa PBA kurang sepakat atas pendapat yang sedemikian. Hal ini ditunjukan jelas bahwa di dalam angket, 6 mahasiswa (20%) menyatakan tidak sepakat, 18 mahasiswa (60%) menyatakan kurang sepakat, 4 mahasiswa (13,33%) menyatakan sepakat, dan 2 mahasiswa (6,67%) menyatakan sangat sepakat.
            Dari sinilah kemudian mengapa pendapat ini muncul hanya dari mereka yang memang anti organisasi. Karena begitu jelasnya, mahasiswa PBA disini beranggapan bahwa organisasi tidak ada sangkutpautnya dengan perkuliahan yang dianggap mengganggu tadi. Tetapi hal itu hanyalah disebabkan oleh mahasiswa itu sendiri apabila memang pada realitanya ada yang nilai akademiknya tidak sesuai harapan.
            Kemudian dari beberapa penyajian data ini, dapat disimpulkan dalam kategori responden atas antusiasme mahasiswa PBA untuk berorganisasi. Antusisme mahasiswa dalam berorganisi mendapatkan respon yang tinggi yaitu 7 mahasiswa (23,33%). Lalu, dikategori sedang ada 23 mahasiswa (76,67%) yang berantusias beorganisasi. Sedangkan, dikategori rendah tidak ada (0%). Jadi, disini mahasiswa PBA masih cukup antusias untuk berorganisasi.

Berorganisasi untuk Berprestasi

Seperti yang telah disebutkan diawal tadi, bahwa mahasiswa sebagai iron stock tentunya harus siap untuk menjadi pemimpin di masa depan. Menjadi pemimpin disini tidak serta merta datang begitu saja secara instan, tetapi perlu adanya pembelajaran. Proses pembelajaran tersebut dicapai melalui organisasi yang sebagai wadah awal bagi mahasiswa untuk melatih jiwa kemimpinan serta bakat-bakat lainnya. Hal ini tentu tidak bisa didapat jika hanya menjadi mahasiswa yang kuliah pulang saja (Kupu-kupu).
Paulo freire dalam konsepnya berusaha merubah sistem pendidikan gaya Bank yang banyak diterapkan di banyak negara maju (lebih lanjut silakan cari tt Pailo Freire) menuju sistem pembelajaran pemecahan masalah. Bahwa sistem pendidikan dimana pengajar lebih tau, pembelajaran hanya proses transfer ilmu dan pembelajaran teks book sangatlah tidak cocok dengan Negara-negara berkembang. Hal ini dikarenakan metode tersebut cenderung menciptakan pola pikir yang mekanis dan memposisikan diri menjadi tenaga kerja siap pakai.
 Seharusnya sistem pendidikan yang dibangun juga melibatkan peserta didik sebagai bagian pokok ( subjek pembelajaran ) yang memiliki peran yang sama dalam ruang pendidikan. Kemudian hal yang dibicarakan dalam kelas haruslah mengenai persoalan terdekat dari peserta didik. Dengan melihat hal tersebut jelaslah organisasi mahasiswa merupakan lingkungan yang sesuai menurut konsep poulo freire dimana kita belajar langsung mengenal tata kelola administrasi, manajemen organisasi, manajemen konflik, yang kemudian menciptakan mental dan jiwa organisasi yang kuat untuk menjadi pemimpin di masa depan.
            Selanjutnya mengenai kesimpang siuran antara pendapat yang mengatakan bahwa organisasi hanya akan mengganggu perkuliahan seharusnya bukan berarti organisasi itu tidak penting. Tetapi mereka yang beranggapan sedemikian hanyalah mereka yang kurang mampu mengatur waktunya secara baik. Apabila waktu antara kuliah dan berorganisasi mampu dijalankan tanpa mengganggu kelangsungan keduanya, tentu hasilnya akan lebih baik.
            Menyeimbangkan keduanya ini sendiri  mampu diraih melalui peranan aktif mereka. Jika di organisasi mereka mampu berlatih dalam hal bersosialisasi dengan orang serta menyampaikan argumen secara baik, tentunya disini akan mampu diterapkan di perkulian. Saat berada pada diskusi perkulian misalnya, mahasiswa yang ikut organisasi ini mampu berperan aktif dalam diskusi tersebut karena mental mereka yang telah terlatih. Mereka yang banyak berperan serta menyampaikan pendapat tentunya akan menjadi poin plus tersendiri dalam nilai akademiknya.
            Selain itu, mereka yang di dalam organisasi mampu bersosial dengan baik. Bukan hanya bersosialisasi dengan teman satu jurusan, tetapi dari berbagai jurusan. Tentunya hal ini akan mampu membuka kesempatan wacana yang lebih luas. Disini sebagai contoh mahasiswa PBA yang ikut dalam organisasi ekstra maupun intra kampus pastilah mampu mencari pengetahuan yang lebih melalui berdiskusi dengan teman mereka di lain jurusan. Dengan pengalaman itu, masalah perkuliahan seperti di perkuliahan umum yang dijalani mahasiswa PBA akan mampu terselesaikan. Karena adanya teman berdiskusi bagi mereka yang mungkin tidak akan didapatnya jika hanya mengenal teman sejurusan saja.
            Begitu urgennya peranan organisasi ini memang tergantung dari mahasiswa itu sendiri, Jika mereka mampu memanfaatkan organisasi sebagai penunjang perkuliahan atau nilai akademik inilah yang diharapkan. Mahasiswa yang berorganisasi disini tidak akan menjadi mahasiswa yang akademiknya terbengkalai. Justru mereka inilah yang mampu meraih prestasi yang lebih dari mahasiswa lainnya. Jadi disinilah letak urgensitas organisasi yang selain mampu melatih mahasiswa dalam hal kepemimpinan juga mendukung nilai akademik.
            Setelah kita ketahui bagaimana urgennya peranan organisasi disini, mahasiswa perlu memanfaatkan kesempatan yang tidak akan datang untuk kedua kalinya ini. Mahasiswa tentunya  tidak mungkin akan belajar organisasi setelah mereka lulus. Akan tetapi, di kampus inilah mahasiswa dituntut untuk mampu belajar, sehingga dikemudian hari mereka akan siap jika mulai terjun di masyarakat. Selain itu, hal yang perlu ditekankan lagi bahwa disini yang khususnya mahasiswa PBA dalam berorganisasi memiliki tingkat minat yang baik diharapkan mampu menunjang prestasi mereka. Melalui cara-cara yang sudah disebutkan tadi, diharapkan prestasi organisasi mampu diraihnya tanpa mengkesampingkan prestasi akademik mereka. Jadi, keduanya akan mampu teraih secara maksimal, berprestasi di organisasi dan akademik.

 Angket

Minat Mahasiswa PBA FITK UIN Walisongo dalam Berorganisasi


Oleh: Muhammad Fakhrur Riza (Mahasiswa Jurusan PBA Semester 3)

1.    Apakah anda aktif dalam organisasi baik itu ekstra maupun intra kampus di UIN Walisongo?
a.    Sangat aktif
b.    Aktif
c.    Kurang aktif
d.   Tidak Aktif
2.    Seberapa minat anda dalam hal berorganisasi?
a.    Sangat Minat
b.    Minat
c.    Kurang minat
d.   Tidak minat
3.    Menurut anda, seberapa penting organisasi bagi mahasiswa?
a.    Sangat penting
b.    Penting
c.    Kurang penting
d.   Tidak penting
4.    Setujukah anda, bila organisasi dianggap mampu melatih mahasiswa dalam hal kepemimpinan dan mengasah bakat?
a.    Sangat setuju
b.    Setuju
c.    Kurang setuju
d.   Tidak setuju
5.    Ada yang beranggapan bahwa organisasi hanya akan membebani dan mengganggu mahasiswa dalam perkulian. Setujukah anda dengan anggapan tersebut?
a.    Sangat setuju
b.    Setuju
c.    Kurang setuju
d.   Tidak setuju

 



*Tugas Mata Kuliah Karya Tulis Ilmiah (KTI)
Dosen pengampu : Dr. Abdul Kholiq
Alhamdulillah dapet nilai A
:D
 
;