Selasa, 13 Oktober 2015

Film Sepakbola, Pengaruh Prestasi Bangsa




Oleh: Muhammad Fakhrur Riza

Film Sepakbola yang menggambarkan sportifitas akan membentuk pesepak bola negeri yang sportif dan berpengaruh dalam prestasi bangsa.


            Sepakbola merupakan olahraga yang sudah tak asing lagi di telinga kita. Sebuah cabang olahraga yang sudah mendunia ini sekarang tak hanya sebagai hobi belaka, akan tetapi lebih dari itu. Sepak bola telah menjadi sebuah pekerjaan, bahkan bisnis yang memiliki omset tinggi. Contohnya seperti di benua biru (Eropa), sepak bola menjadi bisnis para milyader di penjuru dunia. Tak jarang dari mereka rela menggelontorkan uang milyaran bahkan triliyunan demi mendatangkan para mega bintang rumput hijau.
            Olahraga telah menjadi bisnis, semua orang tertuju pada olahraga ini yaitu sepakbola. Disinilah mulainya kreatifitas bermunculan dengan hadirnya film dan kartun bertemakan sepakbola. Seperti Shaolin Soccer (Film China), Goal (Film Barat),  Captain Tsubasa (Kartun jepang), dan tak ketinggalan pula di Indonesia juga ada yaitu Garuda di dadaku dan Tendangan Si Madun.
            Dari sebagian film dan kartun yang sudah disebut, disini saya akan membahas tentang nilai moral  yang terkandung antara kartun Tsubasa dan film Tendangan Si Madun. Boleh dikatakan inilah asalah satu alasan Indonesia masih kalah dengan jepang dalam hal sepakbola di lingkup zona Asia.  Mengapa demikian?
            Kartun Captain Tsubasa dengan aktor utama Ozora Tsubasa yang sejak kecil telah dilatih oleh Roberto honggo telah menjelma menjadi sebuah bintang besar dunia. Dalam kartun tersebut Tsubasa dilatih supaya mencintai sepakbola bahkan sampai menjadikan bola sebagai teman. Hal ini menjadikan Tsubasa menjadi giat berlatih, disiplin, memiliki semangat yang luar biasa demi bisa ikut piala dunia, dan tentunya dengan gaya bermain Tsubasa yang selalu sportif. Pastilah ini akan memotivasi anak-anak di jepang supaya ingin menjadi pesepakbola sepertinya.
            Lain halnya di Indonesia, bukan bermaksud menjelek-jelekan karya anak bangsa. Akan tetapi dalam realita yang saya saksikan dengan mata saya sendiri. Dalam film Tendangan Si Madun malah lebih menonjolkan sepakbola dengan gaya pencak silat. Mungkin saja maksud dari pembuat film menonjolkan pencak silat yaitu supaya silat dapat dikampanyekan serta menjadi budaya yang tak akan hilang.
Namun disisi lain, hal ini justru malah membentuk karakter pesepak bola Indonesia menjadi kurang dari harapan. Film Tendangan Si Madun yang mayoritas ditonton oleh anak-anak ini tentu menjadi dampak buruk. Pesepak bola usia dini bisa jadi menirukan gaya silat dalam sepakbola mereka, yang kemudian menjadikan tak ada sportifitas. Inilah yang juga terjadi pada persepakbolaan di Indonesia. Tawuran antar seporter, antar pemain, dan pemukulan wasit sudah menjadi hal lumprah sekarang ini. Prestasi persepakbolaan di Indonesia pun jadi kian memburuk.
Setelah kita ketahui begitu berpengaruhnya dampak sebuah tontonan yang awalnya hanya sekedar hiburan. Tetapi malah menjadi hal yang sakral dalam pembentukan karakter anak, terutama dalam hal ini pesepakbola. Menbuat film dengan kualitas bagus memang perlu, akan tetapi tetap mengutamakan nilai moral yang terkandung serta dampaknya pada para penikmatnya. Sehingga film di Indonesia bisa lebih baik, utamanya film yang bertemakan sepakbola mampu menginpirasi seperti dalam kartun Captain Tsubasa yang menjadikan inspirasi bagi anak jepang dengan realita prestasi jepang telah raih.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;