Mendengar istilah ‘Rebo Wekasan’ memanglah sudah tidak asing
lagi di telinga kita, terutama orang jawa yang masih memegang erat
ajaran-ajaran para ulama’ tertadahulu. ‘Rabu Wekasan’ merupakan hari rabu
diakhir bulan shafar. Dimana dari beberapa sumber menyatakan bahwa dihari
tersebut akan diturunkan banyak bala’ (kesialan/musibah).
Seperti yang terjadi pada masyarakat
jahiliyah kuno, termasuk bangsa Arab, sering mengatakan bahwa bulan Shafar
adalah bulan sial. Tasa'um (anggapan sial) ini
telah terkenal pada umat jahiliyah dan sisa-sisanya masih ada di kalangkan
muslimin hingga saat ini. Abu Hurairah berkata, bersabda Rasulullah:
"Tidak ada wabah (yang menyebar dengan sendirinya tanpa kehendak Allah), tidak pula ramalan sial, tidak pula burung hantu dan juga tidak ada kesialan pada bulan Shafar. Menghindarlah dari penyakit kusta sebagaimana engkau menghindari singa." (H.R.Imam al-Bukhari dan Muslim).
"Tidak ada wabah (yang menyebar dengan sendirinya tanpa kehendak Allah), tidak pula ramalan sial, tidak pula burung hantu dan juga tidak ada kesialan pada bulan Shafar. Menghindarlah dari penyakit kusta sebagaimana engkau menghindari singa." (H.R.Imam al-Bukhari dan Muslim).
Dari hadits ini dijelaskan bahwa,
semua kehendak baik maupun buruk tetaplah kita kembalikan pada Allah semata. Jadi,
kalaupun kita mempercayai datangnya balak pada ‘rabu wekasan’ ini, jangan sampai
menjadikan kita menyekutukan Allah. Namun sebaliknya, kita justru dianjurkan
lebih mendekatkan diri pada sang khaliq dengan senantiasa berdzikir menunaikan
amalan-amalan yang tentunya berdampak positif bagi diri kita secara pribadi,
dan sekeliling kita secara umumnya. Amin ya rabbal alamin,..
0 komentar:
Posting Komentar