Minggu, 24 April 2016

Revitalisasi Pepustakaan Sebagai Jantung Universitas


Aktifitas di Perpustakaan // doc. internet



Oleh: Muhammad Fakhrur Riza
(Mahasiswa Pend. Bahasa Arab UIN Walisongo dan Kru LPM Edukasi)



Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo perlu berbenah diri, salah satunya menambah jam buka Perpustakaan. Karena  jam buka Perpustakaan yang minim akan berdampak pada kualiatas akademik kampus 

Perpustakaan Perguruan Tinggi (PT) sering kali diibaratkan sebagai jantungnya Perguruan Tinggi (the heart of university). Keberadaannya harus ada agar dapat memberikan layanan kepada sivitas akademika sesuai dengan kebutuhan. Namun, dalam kenyataannya Pepustakaan kini dianggap masih jauh dari yang diharapankan. Seperti yang terjadi di Universitas Negeri Islam (UIN) Walisongo Semarang, para mahasiswa mengadakan demontrasi pada kamis (14/04) yang salah satunya menuntut birokrasi akibat kurangnya jam buka Perpustakaan.
Berdasarkan Standar Nasional Indonesia Perpustakaan Perguruan Tinggi (SNI 7330.2009), perpustakaan diselenggarakan untuk menunjang pelaksanaan program Perguruan Tinggi sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian serta pengabdian kepada masyarakat yang dalam konteks ini adalah mahasiswa dan dosen. Kemudian jika kita melihat kembali  realita yang terjadi di UIN walisongo apakah sudah maksimal?
Dengan jam buka yang sangat minim yaitu mulai pukul 08.00-15.00 di hari senin sampai jum’at. Tentunya hal ini menjadikan peranan Perpustakaan untuk mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi dianggap sangatlah sulit. Apalagi, sekarang ini diperparah karena tutupnya Perpustakaan di hari sabtu dan minggu.  Padahal pada hari tersebut, Seharusnya para mahasiswa mampu memanfaatan waktu luang mereka di selain hari perkuliahan. Disitu mereka dapat belajar dan berdiskusi di Perpustakaan, sehingga iklim kampus menjadi lebih hidup.
Menurut versi Perpustakaan Nasional (Perpusnas),  jam buka Perpustakaan melebihi 8 jam per hari kerja, sementara versi Badan Administrasi Negara (BAN) tidak disebutkan. Bila disimak, jumlah jam buka yang hanya 8 jam bagi sebuah Perpustakaan PT dirasakan terlalu pendek. Bila sebuah  Perpustakaan PT buka mulai pukul 08.00, dengan menggunakan standar kerja PNS maka perpustakaan akan ditutup pukul 16.00 dengan asumsi seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) bekerja 8 jam sehari serta persiapan pembukaan perpustakaan dimulai pukul 7.00 .
Dalam hal ini, Perpustakaan di UIN Walisongo masih jauh dari standar yang ditentukan, bila berkaca pada versi Perpusnas dan jam kerja PNS. Apalagi, perpustakaan UIN Walisongo ada jeda istirahat ketika pukul 12.00-13.00. Dengan demikian, Perpustakaan UIN Walisongo disini hanya buka 6 jam sehari. 
 Kemudian jika dibandingkan dengan negara tetangga kita seperti Singapura atau Malaysia, tentunya akan sangat jauh berbeda. Jam buka Perpustakaan PT  di Singapura dan Malaysia mulai pukul 08.00 sampai dengan 22.00 tanpa waktu jeda, artinya selama waktu istirahat siang perpustakaan tetap buka. Selain Itu, hari Sabtu dan Minggu masih buka walaupun tidak penuh. Hal ini juga yang menjadi salah satu pengaruh besar pada perkembangan suatu negara. Jam buka perpustakaan dianggap mampu menunjang kebiasaan seseorang untuk mengembangkan potensi akademiknya, melalui membaca dan berdiskusi di perpustakaan.
Begitu urgennya peran Perpustakaan dalam mengembangkan potensi akademik seseorang haruslah mendapat dukungan dari berbagai pihak terkait. Dalam konteks ini, pihak birokrasi kampus UIN Walisongo dianggap sangat perlu untuk berbenah diri. Dengan berkaca ke negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia yang sudah maju dalam hal ini, demi mengembalikan iklim intelektual kampus yang dari hari ke hari kian luntur.
Selain itu, peranan birokrasi kampus sebagai pemangku kebijakan disini juga haruslah tepat dalam keputusannya. Walaupun dirasa kebijakan jam buka perpustakaan sangatlah sepele. Namun, jika dilihat dari dampaknya sangat begitu urgen untuk perkembangan akademik dan intelektual kampus. Sehingga, perpustakaan yang diibaratkan jantung universitas akan benar-benar terwujud dan bukan sekedar istilah belaka.

*Pernah dipublikasikan di www.lpmedukasi.com

0 komentar:

Posting Komentar

 
;