Doc. Internet |
Jurusan Tadris FITK telah resmi menjadi fakultas Saintek, ini menandakan PMII Komisariat Walisongo Semarang agar membentuk rayon baru. Hal ini harus dilakukan mengingat kebutuhan yang berbeda dari tiap fakultas, serta persiapan matang demi menajwab tantangan yang akan dihadapi. Selain itu, pembentukan rayon baru disini diharapkan tidak menjadikan sekat antara kedua rayon setelah terbentuk.
Pada tahun 2015
lalu, telah santer diperbincangkan terkait konversi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) ke
Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang. Hal inilah yang mendasari
pihak kampus mulai membuka fakultas-fakultas baru demi memenuhi standar UIN
yang ditentukan. Salah satu fakultas yang dimunculkan yaitu Fakultas Sains dan
Teknologi (Saintek), dimana di dalamnya terdapat jurusan yang pada awalnya
berlatar belakang dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK). Jurusan itu
seperti Pendidikan Matematika, Pendidikan Fisika, Pendidikan Biologi, dan
Pendidikan Kimia, yang semuanya berlatar belakang pendidikan.
Sesuai AD/ART PMII
Berpisahnya jurusan ini kemudian
berdampak pada Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Abdurrahman
Wahid untuk membentuk rayon baru di fakultas Saintek. Terkait pembentukan rayon
baru ini juga sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART)
PMII pasal 17 poin 1, 2 dan 3 terkait Pengurus Rayon. Disitu dijelaskan bahwa
Pengurus Rayon dapat dibentuk di setiap fakultas atau setingkatnya, Pengurus
Rayon sudah dapat dibentuk di tempat yang dianggap perlu oleh Pengurus
Komisariat apabila telah memiliki sekurang-kurangnya 10 anggota, serta Pengurus
Rayon dianggap sah apabila telah mendapat pengesahaan dari Pengurus Cabang.
Berdasarkan apa yang disebutkan
dalam AD/ART PMII tersebut, sah-sah saja bila pembentukan rayon baru ini
dilakukan. Karena melihat dari segi adanya fakultas baru, Sumber Daya Manusia
atau lebih tepatnya disini anggota, serta persetujuan dari pengurus yang
berwenang akan keputusan pembentukan rayon baru ini tidak ada yang menyalahi
aturan AD/ART.
Tidak dapat dipungkiri, bahwa pembentukan rayon disini dianggap
sangat perlu mengingat kebutuhan yang berbeda pada tiap fakultas, di FITK tentu
fokus kajiannya pada bidang pendidikan. Sedangkan di fakultas Saintek fokus
pada Sains serta teknologi. Tentu hal ini tidak mampu disamakan ketika kita
menyusun arah gerakan pada rayon kedepan.
Menjawab Tantangan
Kebutuhan yang berbeda pada rayon baru di fakultas Saintek menjadi
tantangan tersendiri untuk disikapi. Fakultas Saintek yang terfokus pada kajian
sains dan teknologi ini haruslah mampu menyikapi segala permasalahan yang ada
di dalamnya. Seperti pada realitanya, mahasiswa Saintek selalu dihadapkan
dengan praktikum-praktikum serta penelitian-penelitian dalam perkuliahan mereka.
Hal ini menjadikan
ranah gerakan yang mereka hadapi bukan lagi seperti di FITK, yang kajiannya
lebih pada ranah pendidikan, sosial, dan filsafat. Namun, setelah rayon baru ini
terbentuk mereka harus mampu menjawab persoalan dengan membangun paradigma
sains dalam fokus pergerakannya. Sehingga, pembentukan rayon baru disini bukan
hanya tuntutan adanya fakultas baru saja, namun lebih pada bagaimana kita mampu
membentuk kapasitas kader sesuai yang apa mereka geluti.
Tetap Satu Kultur
PMII Adurrahman Wahid
telah menjadi bagian utama dalam pergerakan mahasiswa di FITK. Dengan mengusung
nama Abdurrahman Wahid yang dirintis pada periode kepengurusan 2013-2014,
diharapkan para kader PMII di FITK mampu meneladani sosok Gus Dur dalam ranah
pergerakannya.
Kemudian, jika
pembentukan rayon baru di fakultas Saintek ini terlaksana, apakah cita-cita
awal untuk meneladani Gus Dur disini tidak dilanjutkan kembali? tentu saja
tidak. Pembentukan rayon baru disini hanyalah untuk memenuhi kebutuhan dalam
ranah pergerakan, serta kebutuhan yang dihadapi pada fakultas Saintek. Jadi,
secara kultural disini, baik itu FITK maupun Saintek harapannya tidak
menjadikan penyekat antara kedua rayon tersebut setelah terbentuk. Sehingga,
rayon baru di fakultas Saintek ini akan mampu terlaksana lebih maksimal atas
sokongan bersama.
Oleh: Muhammad Fakhrur Riza
*Pernah dimuat di buleti Kosmopolit edisi 10 LKaP PMII Abdurrahman Wahid
0 komentar:
Posting Komentar