Senin, 23 Februari 2015

Bersuara Tanpa Anarkis



Bersuara Tanpa Anarkis
Oleh: Muhammaf Fakhrur Riza

            Dewasa ini istilah demonstrasi sudah tidak asing lagi bagi mahasiswa. Demo seakan sudah menjadi sarana utama dalam menyuarakan aspirasi. Akan tetapi, dalam kenyataan saat ini demo seakan telah tercerai dari tujuan sesungguhnya. Demonstrasi yang kerap dilakukan oleh mahasiswa seringkali diwarnai aksi anarkis belaka. Ironis, karena kini mahasiswa sudah tak peduli lagi dengan tujuan dari demo itu sendiri.Justru yang terjadi sebaliknya, aksi-aksi bernada emosionallebih kerap mendominasi.
            Melihat fenomena yang ada, hemat saya upaya revolusi mental dalam aksi-aksi demonstrasi yang kerap dilakukan oleh mahasiswa menjadi target prioritas. Hal itu dapat diupayakan melalui dua strategi pertama, kita perlu mengembalikan aksi demonstrasi pada tujuan awalnya. Merubah mindset mahasiswa yang kerap menjadikan demo sebagai ajang pertunjukan anarkis menuju demo yang sehat. Aksi demo yang sesuai dengan aturan dan etika dalam menyampaikan aspirasi. Penyampaian aspirasi yang sesuai aturan dan etika tentu akan lebih ditanggapi dengan baik oleh pihak yang bersangkutan. Sehinggaaspirasi yang disampaikanpun tak hanya menjadi angin lewat saja.
            Kedua,kita perlu menyadarkan mahasiswa bahwa aksi demonstrasi tak melulu dilakukan dengan aksi turun ke jalan. Sesungguhnya menyampaikan aspirasi melalui tulisan juga bisa menjadi solusi. Aksi ini lebih mencirikan mahasiswa sebagai kaum intelektual. Contohnya kritikan politik melalui puisi yang sering dilakukan tokoh bangsa Mustofa Bisri (Gus Mus-red). Dengan mengubah cara berfikir yang demikian, menjadikan mahasiswa lebih intelektual dan kritis dalam menanggapi problematika yang ada.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;