Selasa, 24 Maret 2015

Kebijakan Yang Tidak Produktif



Kebijakan Yang Tidak Produktif
Oleh: Muhammad Fakhrur Riza

          Kebijakan Birokrasi yang mewajibkan mahasiswa membawa amplop dan perangko saat perwalian kurang efektif dan efisien, karena dengan zaman yang sudah serba teknologis. Tentunya bisa lebih menguntungkan bagi semua pihak, baik itu pihak kampus, mahasiswa, maupun orang tua.

                Dewasa ini, kebijakan baru yang dikeluarkan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK-red) Universitas Islam Negeri (UIN-red) Walisongo Semarang menuai pro-kontra dari kalangan mahasiswa. Kebijakan itu berupa diwajibkannya membawa amplop dan perangko ketika perwalian. Hal ini dilakukan guna mengirim Hasil Studi Semester (HSS-red) kepada orang tua mahasiswa. Dengan tujuan terjalinnya komunikasi antara pihak kampus dan orang tua mahasiswa tersebut.
            Namun, setelah kebijakan tersebut diberlakukan, justru menimbulkan banyak permasalahan. Seperti yang terjadi pada saat perwalian(18-24/03). Mahasiswa kesulitan untuk mendapatkan perangko, dikarenakan minimnya jumlah perangko . Tentunya hal ini membuat sebagian mahasiswa mengeluhkan dengan kebijakan yang telah dibuat oleh pihak kampus.
            Mengeluarkan kebijakan tanpa pengalokasian dana dengan menyediakan keperluan yang dibutuhkan mahasiswa seperti amplop dan perangko, tentunya kebijakan ini hanya menguntungkan sebelah pihak. Karena dalam menentukan kebijakan ini kampus hanya mengambil usulan dari orang tua mahasiswa dalam acara pertemuan wali, dan itupun tidak semua tamu undangan hadir.
            Perangko dengan nilai Rp.5000 yang dibebankan kepada mahasiswa, serasa tak sebanding dengan dampak yang didapat mahasiswa dalam segi material. Mahasiswa justru kesulitan hanya untuk mendapatkan perangko dengan harus mengeluarkan biaya dan tenaga. Jika dikalkulasi dengan jumlah mahasiswa FITK sekitar 3000 mahasiswa, tentu jumlah dana yang digunakan untuk hal ini tidak sedikit. Sehingga serasa dana ini terbuang sia-sia.
 Selain itu, kebijakan ini juga kurang efektif dan efisien, Karena dengan zaman yang sudah modern dan  berbasis teknologi. Mahasiswa masih harus memakai sarana yang justru membuang waktu mereka.
Hemat saya, dalam hal ini pengoptimalan teknologi tentu lebih efektif dan efisien. Semisal menggunakan media via SMS.  Pihak kampus yang sudah memiliki data nomor handphone (HP) orang tua mahasiswa tentu dapat menginformasikan HSS lebih mudah. Tanpa harus membuat mahasiswa kesulitan dengan cara pengiriman memakai amplop dan perangko.
 Dengan total dana dari nilai perangko yang digunakan oleh sekian banyak mahasiswa FITK. Tentunya jumlah dana ini lebih baik dipergunakan untuk hal yang dampaknya lebih bermanfaat bagi mahasiswa. Seumpama dipergunakan untuk penelitian yang berguna untuk menunjang mahasiswa dalam penelitian. Hal ini tentunya akan berdampak positif bagi mahasiswa dan kampus itu sendiri. Karena dengan demikian, akan sesuai dengan visi misi UIN Walisongo yang berbasis research Islamic university.

*pernah dipublikasikan di www.lpmedukasi.com

0 komentar:

Posting Komentar

 
;