Rabu, 26 November 2014 0 komentar

Belajar Sistem Pendidikan dari Finlandia



Belajar Sistem Pendidikan dari Finlandia
Oleh: Muhammad Fakhrur Riza
Indonesia yang pendidikannya masih tertinggal, perlu belajar dari Negara finlandia yang pendidikannya sudah sanagat maju
Pendidikan di Indonesia hingga saat ini masih dianggap belum maksimal. Padahal pendidikan dianggap memberikan dampak pada kemajuan bagi suatu negara. Jika dibandingkan dengan negara lain, pendidikan di Indonesia masih sangat jauh. Berbagai masalah mengenai pendidikan di Indonesia dari tahun ke tahun masih juga belum terselesaikan, akan tetapi menjadi semakin menambahnya problematika dalam pendidikan di negeri ini. Seperti tidak menentunya kurikulum yang disusun oleh pemerintah dan masih sering kali berubah-ubah. Itu menggambarkan belum tersusunnya sistem pendidikan di negara ini.
Kemerosotan pendidikan di Indonesia yang tertinggal dari negara lain, sangat erat kaitannya dengan masalah-masalah kurikulum yang dijalankan oleh para tenaga pendidik dan Mendiknas. Salah satu indikasi negara dikatakan maju apabila sebanding dengan pendidikan warganya yang maju pula. Semisal  Finlandia, Amerika Serikat, Inggris dan  Jepang merupakan negara-negara dengan kualitas pendidikan yang maju. Dengan pendidikan yang maju, maka akan secara langsung berdampak pada bidang-bidang yang lain. Seperti di bidang ekonomi, diplomasi, teknologi sampai pertahanan mereka kuasai. Bagaimana dengan Indonesia?
Seharusnya Indonesia bisa mulai belajar dengan negara-negara yang sudah maju, terutama dalam hal pendidikannya. Seperti finlandia yang merupakan negara yang dikenal sebagai negara terbaik dalam hal pendidikan. Dari segi anggaran, Finlandia agak sedikit lebih tinggi dari negara lain, walau bukan yang tertinggi. Kegiatan sekolah juga hanya 30 jam per minggu. Guru-gurunya pula dipilih dengan kualitas yang terbaik. Untuk menjadi guru jauh lebih ketat persaingannya ketimbang melamar Fakultas Hukum atau Kedokteran. Guru juga diberi kebebasan dalam kurikulum hingga metode pengajaran dan evaluasi.
Sistem pendidikan Finlandia memang unik. Remedial tidak dianggap sebagai kegagalan tapi untuk perbaikan. Orientasi dibuat untuk tujuan-tujuan yang harus dicapai. Penekanan ada di proses, bukan hasil. PR dan ujian tak musti dikerjakan dengan sempurna, yang penting murid menunjukkan adanya usaha. Ujian justru dipandang sebagai penghancur mental siswa.
Sejak awal, murid diajari bertanggung jawab mengevaluasi dirinya sendiri. Mereka didorong untuk bekerja secara independen. Guru tidak mesti selalu mengontrol mereka. Proses pembelajaran berjalan dua arah. Suasana sekolah boleh dibilang jadi lebih cair, fleksibel, dan menyenangkan. Namun efektif.
Sedangkan di Indonesia masih saja ada sejumlah guru dan kepala sekolah yang dengan bangga tidak menaikkelaskan anak didiknya. Gagal mendidik kok bangga. Melihat pendidikan belasan tahun di Indonesia membuat saya miris. Penilaian berorientasi hasil, bukan proses. Dalam prosesnya pun isinya hafalan, cara cepat membabat soal, dan ilmu yang ketika diingat malah makin membuat lupa, tanpa penekanan soal pemikiran kritis dan pembentukan sikap mental positif.
Selain itu kualitas guru juga masih memprihatinkan. Lulusan sekolah menengah yang jempolan biasanya lari ke jurusan yang mentereng. seperti Ilmu Kedokteran, Teknik, Ekonomi, dan sebagainya. Praktis, mereka yang masuk Ilmu Pendidikan adalah sisa yang gagal bersaing masuk ke jurusan elit.
Contoh lain lagi mengenai Ujian Nasional (UN). UN adalah indikator kelulusan. Namun banyak yang menilai UN tak bermanfaat karena hanya mengkondisikan penyelewengan demi anak didik dan sekolah terangkat citranya. Guru, kepala sekolah, dan bahkan pejabat daerah terlibat jadi tim sukses. Passing grade ditetapkan, tapi sarana, prasarana, dan sumberdaya belum terkondisikan. Begitu hasil jeblok, segala cara agar murid lulus, bukan dengan introspeksi. Dasar-dasar pendidikan juga dengan sengaja diabaikan begitu saja.
Dari apa yang sudah terpapar di atas tadi, memang sudah saatnya Indonesia mulai belajar dari negara yang pendidikannya sudah sangat maju seperti Finlandia. Indonesia bisa saja meniru sistim pendidikannya. Dengan cara mengadakan studi banding, pertukaran pelajar atau sebagainya, yang setidaknya bisa berpengaruh pada pendidikan di negara Indonesia ini. Tapi tentunya semua itu tak akan berjalan tanpa campur tangan dari pemerintah itu sendiri. Jadi pemerintah juga diharapkan dapat merealisasikannya dalam proses dan bentuk yang nyata.
 
;